Kisah Gatotkaca pahlawan besar kemenangan pandawa. - www.retqa.my.id

Kisah Gatotkaca pahlawan besar kemenangan pandawa.

Konten [Tampil]
Sedulur Portal Manyaran tentu mengetahui kisah kepahlawan salah satu kesatria besar dari trah pandawa, yaitu kisah kepahlawanan Raden Gatotkaca.

Raden Gatotkaca adalah putra penegak pandawa yaitu Raden Werkudara dengan putri raksasa dari kerajaan Pringgodani Dewi Arimbi. Raden Gatotkaca merupakan salah satu putra pandawa yang harus merelakan nyawanya sebagai tumbal kemenangan pandawa. Karena dia harus menepati garis takdirnya untuk menyatukan pusaka kuntawijayadanu milik Adipati Karna dengan sarung pusaka kuntowijayadu yang berada di dalam tubuhnya. Hal ini bertujuan agar pusaka kuntawijayadanu tidak digunakan untuk membunuh Raden Arjuna.

Raden Gatotkaca adalah salah satu karakter wayang yang mimin Portal Manyaran sukai, sebab Raden Gatotkaca mempunyai sifat patriotik, jujur dan rela berkorban untuk kepentingan negara. Raden Gatotkaca gugur sebagai kusuma bangsa setelah pusaka kuntawijadanu bertemu dengan sarungnya dan meledak di dada Raden Gatotkaca.

KELAHIRAN RADEN GATOTKACA.

Seperti yang sedulur Portal Manyaran ketahui Raden Gatotkaca adalah keturunan Pandawa hasil perkawinan Raden Werkudara dan Dewi Arimbi. Saat Raden Gatotkaca lahir hingga menginjak masa kanak-kanak ari-arinya masih terhubung dengannya sebab tidak ada satupun senjata pusaka yang mampu memotong tali pusar Raden Gatotkaca. Bahkan Pusaka Cakra sudarsana milik Prabu Kresno pun hanya memberikan sedikit goresan pada tali pusar Raden Gatotkaca.

Singkat cerita Prabu Kresna memberikan saran agar Raden Arjuna bertapa untuk memohon senjata yang mampu untuk memotong tali pusar Raden Gatotkaca. Pada kesempatan itu pula Adipati Karna juga sedang bertapa untuk memohon senjata untuk kemenangannya dalam mengalahkan musuh terbesarnya.

Kekhusukan Raden Arjuna saat bertapa brata rupanya di dengar oleh Yang Maha Kuasa, lewat Bathara Narada di turunkanlah pusaka Kuntawijayadanu lengkap dengan sarung pusakanya untuk memotong tali pusar Raden Gatotkaca. Namun seperti telah tertulis dalam kitab takdir, Bathara Narada yang selalu tepat dalam menjalankan tugas pada kesempatan itu salah dalam memberikan Pusaka kuntawijayadanu.

Pusaka Kuntawijayadanu yang seharusnya diberikan kepada Raden Arjuna untuk memotong tali pusar Raden Tetuko (nama kecil Raden Gatotkaca) malah di berikan kepada Adipati Karno. Dewa Narada yang menyadari kesalahannya kemudian menemui Raden Arjuna dan menceritakan segalanya. Terjadilah perang tanding antara Raden Arjuna dan Adipati karno untuk memperebutkan pusaka kuntowijayadanu. Adipati Karno berhasil lari membawa kabur pusaka Kuntowijayadanu sedang Raden Arjuna hanya berhasil membawa sarung pusakanya.

Raden Arjuna kembali dengan hanya membawa sarung pusaka kuntawijayadanu. Ketika sarung pusaka tersebut berada di dekat Raden Tetuko, sarung pusaka tersebut kemudian melayang dan meluncur menancap di pusar Raden Tetuko. Alhasil tali pusar Raden Gatotkaca yang tak mempan di putus menggunakan senjata apapun itu terputus dengan sendirinya. Namun keanehan kembali muncul, sarung pusaka yang menancap di pusar Raden Gatotkaca berangsur-angsur masuk kedalam tubuh Raden Gatotkaca secara sendirinya. Tentu saja hal ini membuat panik seluruh keluarga pandawa. Namun Prabu kresna menjelaskan bahwasanya sarung pusakanya tersebut akan memberikan kesaktian kepada Raden Tetuko, namun kelak di perang besar barathayuda Raden Tetuko akan gugur di tangan pemilik pusaka Kuntowijayadanu.

MASA KECIL RADEN GATOTKACA.

Raden Gatotkaca tumbuh di hutan bersama keluarga pandawa. Meski beparas raksasa namun kasih sayang keluarga pandawa begitu besar di berikan kepadanya. Kehadiran Raden Gatotkaca kecil  menjadi pelipur lara keluarga pandawa di masa-masa pengasingan mereka di dala hutan.

Hingga suatu hari datanglah utusan Dewata yang datang dan meminta Pandawa untuk menyelesaikan huru-hara yang terjadi di kayangan. Utusan tersebut menjelaskan pula bahwasanya hanya Raden Gatotkaca yang mampu menyelesaikan hal tersebut.

Singkat cerita Raden Gatotkaca kecil pun pergi ke kayangan di dampingi oleh Raden Werkudara dan Raden Arjuna. Kayangan sudah porak-poranda oleh amukan raksasa yang membabi buta. Raksasa tersebut adalah seorang patih dari kerajaan Trabalasuket yang bernama Patih Sekipu yang bertujuan meminta bidadari untuk di peristi Prabu Kalaprancana.

Raden Werkudara kemudian maju dan dengan mudahnya di buat tak berdaya oleh Patih Sekipu. Pusaka Raden Arjuna pun tak satupun yang mempan untuk menembus badan Patih Sekipu. Kemudian Raden Tetuko yang masih balita maju untuk melawan Patih Sekipu, namun dengan sekali pukulan dari Patih Sekipu saja tubuh Raden Tetuko di buat terpental hingga melesat jauh hingga sampai ke gunung jamurdipa dan tubuh mungil Raden Tetuko tercebur ke dalam Kawah Candradimuka.

Sebagai pengingat bagi sedulur Portal Manyaran saja bahwasanya kawah Candradimuka adalah sebuah kawah yang terdapat di tengah Gunung Jamurdwipa yang mempunyai lahar api yang sangat panas. Panas lahar api Kawah Candradimuka ini dimanfaatkan oleh para dewata untuk membuat berbagai senjata pusaka. Kawah Candradimuka ini merupakan kawah dari jaman kuno yang bagaikan mempunyai nyawa, hati serta pikiran laksana makhluk hidup. Di berikan nama Candradimuka yang berasal dari kata Candra yaitu melihat arti dan kataMuka yang berati wajah. Maka dari itu kawah Candradimuka ini memiliki kemampuan untuk membaca arti muka hati dan pikiran makhluk hidup yang masuk kedalamnya.

Dan ketika Si Jabang Tetuko atau Raden Gatutkaca kecil ini tercebur di dalamnya, kawah candradimuka mendidih dan meluap-luap serta mengeluarkan hawa panas yang maha dasyat sebagai gambaran watak seorang Gatotkaca yang berjiwa kesatria pilih tanding, pemberani serta rela berkorban nyawa untuk menegakkan keadilan di bumi pertiwi.

Sesaat kemudian setelah asap panas yang maha dasyat tersebut berangsur-angsur menghilang, terlihatlah sesosok pemuda yang gagah yang merangkak keluar dari kawah candradimuka. Sedulur Portal Manyaran tentu tahu bahwasanya pemuda tersebut adalah Raden Gatotkaca kecil yang telah bermetamorfosis menjadi seorang ksatria yang gagah perkasa. Dan seketika itu pula bak anak panah yang dilepas dari busurnya, Raden Gatotkaca melesat dan menggigit Patih sekipu hingga seketika itupula Raksasa yang membuat onar di kahyangan itu mati seketika.

ANUGRAH PUSAKA RADEN GATOTKACA.

Setelah Raden Gatotkaca membunuh Patih Sekipu kemudian taring Raden Gatutkaca di potong oleh Prabu Kresna yang datang ketika tengah terjadi perang tanding waktu itu. Dan berpesan agar Raden Gatotkaca tidak lagi menggunakan cara-cara raksasa dalam berperilaku.

Oleh Bathara Guru, Raden Gatotkaca diberikan tiga anugrah benda pusaka diantaranya adalah:


  1. CAPING BASUNENDHO dimana benda pusaka ini berupa mahkota yang digunakan di kepala. Pusaka tersebut berguna apabila digunakan maka Raden Gatotkaca akan terhindar dari panas dan hujan.
  2. KUTANG ANTRAKUSUMA benda pusaka ini berupa rompi yang digunakan di dada. Pusaka tersebut bila digunakan maka Raden Gatotkaca bisa terbang menyusuri angkasa.
  3. TUMPLAH KASUT BASUNENDHO dimana pusaka ini berupa sepatu yang bila mana Raden Gatotkaca menggunakannya ketika terbang diatas tempat-tempat yang keramat, Raden Gatotkaca tak akan terkena kuwalat.
Lalu dengan semua benda pusaka yang kini telah dikenakannya, Raden Gatotkaca yang tadinya masih balita menjelma menjadi seorang kesatrian yang gagah perkasa dan sakti mandraguna.

Kemudian Raden Gatotkaca pergi atas titah Bethara Guru untuk membunuh Raja Kalaprancana dan Raden Gatotkaca berhasil menuntaskannya.

KISAH ASMARA RADEN GATOTKACA.

Sebagai seorang kesatria yang pilih tanding tentunya sudah sepantasnya Raden Gatotkaca memiliki seorang pendamping. Hati Raden Gatotkaca ternyata tertambat kepada Endang Pergiwa yang merupakan Putri dari Raden Arjuna. Kisah Cinta Raden Gatotkaca ini sangat menarik lho sedulur Portal Manyaran. Namun pada akhirnya cinta antara Raden Gatotkaca dan Endang Pergiwa bersatu dan di karuaniai seorang putra yang bernama Raden Megantara.

Raden Megantara ini sendiri nantinya akan menjadi pewaris tahta pringgodani dan menjadi salah satu senopati agung kerajaan astina ketika Prabu Parikesit bertahta. Namun sayang seribu sayang ketika Raden Megantara lahir, sang ayahandanya yaitu Raden Gatotkaca telah mendahului gugur sebagai kusuma bangsa setelah berhadapan dengan Adipati Karna.

KISAH PENGORBANAN RADEN GATOTKACA.

Ketika perang baratayudha tengah berlangsung, ketika itu pihak kurawa menyerang ketika waktu tengah petang.

Waktu dimana perang harusnya telah usai untuk hari itu dan di lanjutkan esok hari. Namun pihak kurawa dengan bala tentara raksasa menyerang terus membabi buta. Ketika itu pihak pandawa di pukul mundur hingga garis pertahanan.

Prabu Kresna sebagai pengatur strategi perang pihak pandawa memutar otak untuk menghadapi gempuran-gempuran kurawa. Dan akhirnya Prabu Kresna mengatakan bahwasannya inilah waktu yang tepat untuk Raden Gatotkaca untuk maju perang sebagai senopati Pandawa.

Benar saja seketika setelah Raden Gatotkaca dan bala tentara Pringgodani maju pihak pandawa berhasil membalik keadaan. Lalu tanpa aba-aba majulah Adipati Karno tampil sebagai senopati kurawa seperti sudah di panggil oleh takdir untuk menandingi kesaktian Raden Gatotkaca.

Prabu Kresna yang mengawasi dari jauh bersama keluarga Pandawa dan seperti memberikan isyarat bahwa itulah kali terakhir mereka melihat Raden Gatotkaca. Dewi Arimbi dan Endang Pergiwa yang ketika itu masih mengandung Raden Megantara menangis tersedu-sedu. Sementara itu Raden Werkudara lari menuju medan pertempuran dimana Raden Gatotkaca dan Adipati Karna beradu kesaktian berharap untuk menyelamatkan sang putra kebanggaannya.

Saat itu angin bertiup sangat kencang, suara adu senjata berdenting memekakan telinga. Sebagai pengetahuan bagi sedulur Portal Manyaran bahwasanya ketika itu sesungguhnya Adipati Karno sudah memperingatkan Raden Gatotkaca untuk mundur, namun Raden Gatotkaca tak takut mati dan terus maju melawan pihak kurawa.

Adipati Karno yang terdesak akhirnya mengeluarkan senjata pusaka Kuntowijayadanu. Sejatinya senjata pusaka Kuntowijayadanu hanya bisa digunakan sekali oleh Adipati Karno. Dan sejatinya hanya akan di gunakan untuk membunuh Raden Arjuna. Namun takdir berkata lain Adipati Karno terpaksa menggunakan senjata tersebut.

Ketika senjata kuntowijayadanu dikeluarkan, seketika itu angin seperti berhenti berhembus dan suara perang hilang hening seketika.

Kala bendana (paman R.Gatotkaca) yang sudah meninggal kembali ke alam dunia dan terbang memutari medan kurusetra itu. Seketika itu pula jantung Raden Gatotkaca berdegup lebih kencang seakan mengetahui ajalnya sudah akan datang.

Begitu nama sasaran terucap oleh Adipati Karna, pusaka Kuntowijayadanu melesat menembus angkasa dan mencari mangsanya. Ketika itu pula Raden Gatotkaca berusaha terbang lebih tinggi dan tinggi.........namun apa yang terjadi sedulur Portal Manyaran......seketika itu pula dalam alam halus Raden Gatotkaca bertemu dengan Paman Kalabendana. Terjadilah percakapan yang menyayat hati di alam halus tersebut.

Kalabendana:"Nger anakku Gatotkaca, waktu mu sudah tiba...inilah saatnya kamu mengakiri dan menyempurnakan dharma baktimu di alam dunia".

Raden Gatotkaca:"Tidak paman, aku harus menyelesaikan perang ini lebih dahulu paman".

Kalabendana:"Baktimu sudah selesai anakku, Adipati Karna bukanlah kewajibanmu untuk menghadapinnya. Marilah ke alam berikutnya untuk menemui kedamaian bersamaku. Seperti Paman janjikan waktu itu bahwa paman akan menunggumu di pintu surga.

Raden Gatotkaca:"Baiklah paman, namun bila kematian Adipati Karna bukan jadi kewajibanku, ijinkan aku membunuh prajurit kurawa sebanyak-banyaknya untuk melengkapi darma baktiku.

Untuk pengetahuan sedulur Portal Manyaran. Kala bendana adalah adik dari dewi arimbi yang sangat sayang kepada keponakanya yaitu Raden Gatotkaca. Dalam suatu kisah raksasa kecil ini harus mati tanpa sengaja di tangan Raden Gatotkaca karena tanpa sengaja berkata jujur bahwa Raden Abimanyu (Putra Raden Arjuna) telah beristri.

Seketika itu pula tiba-tiba pusaka kuntowijayadanu yang seakan tidak mampu mencapai Raden Gatotkaca, tiba-tiba melesat kembali dan menancap tepat di dada sang kestria pringgodani itu.

Seketika waktu berhenti.....terpancar cahaya yang begitu besar dari tubuh Raden Gatotkaca akibat menyatunya Pusaka Kuntowijayadanu dan sarung/warangka pusakanya. Malam itu sekejab begitu terang akibat cahaya itu, Kala bendana pun menepati janjinya dengan melemparkan tubuh Raden Gatotkaca kebawah dan mengeluarkan ledakan dasyat mengenai kereta perang Adipati Karno. Namun sayangnya Adipati Karno berhasil menyelamatkan tapi banyak prajurit kurawa yang gugur akibat ledakan itu.

Perang malam itu langsung terhenti, pihak pandawa berkabung dengan gugurnya Raden Gatotkaca. Di sisi lain pihak kurawa bersuka cita atas gugurnya Raden Gatotkaca namun hal itu tidak berlaku untuk Adipati Karno.....karena bukan kemenangan itu yang dia inginkan....dan bukan Raden Gatotkaca yang ingin dia kalahkan.

Tubuh Raden Gatotkaca yang keras laksana baja dan besi namapak masih utuh di pangkuan Raden Werkudara. Dewi Arimbi seketika itu belapati/bunuh diri menyusul putra kesayangannya. Endang pergiwa yang ingin ikut bela pati ditahan oleh Prabu Kresna dan mengingatkan tentang putra yang dia kandungnya. Prabu Kresna berucap bahwa Raden Gatotkaca adalah kusuma bangsa dan akan bertempat di suargaloka....dan putranya kelak akan lahir sebagai kesatria yang tangguh dan mempunyai kesaktian laksana Raden Gatotkaca.

Banyak pelajaran yang bisa kita petik sedulur Portal Manyaran dari kisah kepahlawanan Raden Gatotkaca ini. Cerita diatas mungkin berasal dari tanah hindia namun berkembang begitu sarat akan petuah-petuah hasil cipta rasa dan karsa para leluhur tanah jawa. Semoga bermanfaat dan terimakasih.

0 Response to "Kisah Gatotkaca pahlawan besar kemenangan pandawa."

Post a Comment

Gunakan bahasa yang santun dan sopan

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel